Kamis, 29 November 2012

The Diary Of Rita


Pagi itu aku bangun. Aku melihat sekitar dan ternyata aku berada di mobil. Pemandangan nya sangat indah. Aku melihat banyak pohon pohon yang sangat tinggi. Saat ku terbangun, aku melihat ayah dan ibu. Ayah sedang menyetir mobil ini dan Ibu sedang duduk disebelah ayah.

Dari posisi tiduran, aku mengubah posisi ku menjadi duduk, dan aku melipat selimut ku. Saat itu juga aku teringat, aku akan pindah rumah dan juga pindah sekolah. Dari kota yang sangat besar ini, Jakarta… Aku pindah ke Surabaya.

“Ayah, kita sudah sampai dimana?” Aku berkata

“Belum saja setengah jalan Rit..” Jawab Ayah

“Kalau kamu lapar, itu disitu ada beberapa makanan yang tadi ibu belikan.. Dibuka saja Nak” Kata Ibu

Aku belum sempat memperkenalkan diriku. Namaku adalah Rita. Sekarang aku duduk di bangku kelas tujuh, Yang berarti aku sekarang kelas satu SMP. Kakak ku tinggal di Surabaya. Dan kami akan pindah ke sana juga. Aku pindah karena ayah. Ia mempunyai pekerjaan penting disana. Ya mungkin saja sekitar tiga sampai empat tahun.

Aku sudah tidak sabar sampai di Surabaya. Aku ingin melihat wajah kakak ku itu. Kami tidak bertemu sekitar dua tahun. Jadi aku senang dan perjalanan ini akan menjadi perjalanan yang tidak biasa… Perjalanan yang sangat menyenangkan.

Perjalanan itu ditempuh lebih dari lima jam. Setiap setengah jam aku bertanya kepada ayah, sudah sampai belum Yah? Terus seperti itu. Untungnya aku membawa iPod dan juga hp. iPod itu untuk menyalakan lagu yang bisa menghiburku dan handphone untuk aku sms teman teman yang sudah kutinggalkan.

Sepanjang perjalanan itu aku smsan dengan teman teman ku. Aku masih bisa mencium harumnya bunga yang diberikan oleh teman ku yang sangat spesial ini. Namanya adalah Val. Nama sebenarnya bukan Val, tetapi karena namanya itu terlalu panjang, kita semua memanggilnya Val.

Aku terlalu senang smsan dengan Val, aku tidak tahu bahwa itu sudah malam. Dan diperkirakan oleh ayah kita akan segera sampai. Bunga yang diberikan dari Val itu sudah layu. Warnanya sudah tidak cantik seperti tadi. Warnanya sudah coklat.

“Dek bangun dek… Dekk.. nggak juga bangun ni anak.. WHOY!!” Kata kak Dimas

“Eh eh he e .. Sudah sampai to??” Jawabku

“Sudah lama kita tidak bertemu Deeek… mukakmu tambah pucat aja! Ahahaha” kata kak Dimas

“Nggak kok kak.. ini abis bangun tidur saja..” Jawabku dengan suara yang sangat lembut

“Nak ayo nak.. Tidurlah.. Besok kamu sekolah lho.. Sudah tidur…” Kata ayah ku

“eh he iya Yah.. sebentar” Jawabku

“Kamar mu sudah kakak siapin.. Lurus, mentok belok kanan terus naik ke atas pas disitu ada jalan lurus nah kamar mu yang ada tulisannya Afika.. eh sala Rita..” Kata kak Dimas

“se se se siap bro..” Jawabku

Aku berjalan ke kamar ku sambil membawa iPod handphone dan juga bunga yang diberikan teman ku itu. Saat aku hampir sampai di kamar ku, aku mencium harum bunga sama seperti bunga yang diberikan Val.

Aku memegang ganggang pintu kamarku itu, sebelum membukanya aku membanca tulisan “AFIKA EH MAAF RITA! :P”.. Aku membuka pintu itu dan aku melihat kamar ku yang sangat indah.

Dindingnya ada gambar bunga bunga dan juga tempat tidur nya itu dipenuhi bunga yang berwarna merah dan putih. Merah nya menutupi selimut dan putihnya membentuk huruf “R” Dan juga sangat dingin dengan AC.

Mataku yang merem melek itu tiba tiba terbuka seperti ada api didepanku. Dan aku berteriak “OMIGOSH OMIGOSH OMIGOSH!!!!” Aku tidak percaya kak Dimas yang botak itu telah membuatkan ku ini.

“KAAK DIMASS! TERIMAKASIH DAN TUHAN YESUS MEMBERKATI!” Aku berteriak dengan senang

Aku bisa mendengar kak Dimas membisiki ayah dan ibu.. “Gila tu mah.. pah.. eh Bu, Yah..”

Aku langsung mengambil handphone ku dan memotret kamarku ini dan aku upload ke twitter, Facebook, blogger, dan semuanya! Ini seperti yang ada di Film “Eiffel I’m In Love” Pelan pelan aku tidur di tempat tidur itu. Ternyata, bisa tidur juga aku.

Kak Dimas tergolong sebagai kakak kelas terbaik di sekolah dan ia sangat pintar. Hampir semua guru menyukainya. Di kelas, hanya dia yang sangat memperhatikan gurunya yang sedang berbicara. Dan dia adalah anak satu satunya yang mengerti.



2 Minggu Kemudian
Seperti biasa aku berangkat ke sekolah dan ayah berangkat ke kantornya. Kak Dimas berangkat ke sekolahnya sendiri naik Motor dan Ibu tinggal di rumah untuk memasak dan lain lain.

Pada siang hari, saat aku sedang bermain bersama teman teman ku aku dapat panggilan dari salah satu Guru sekolah. Sesampainya di sana aku berkata kepada gurunya itu “Bu, kalo misalnya aku ada salah, maaf kan aku sebelumnya ya Bu” Kataku dengan lembut

“Bukan itu nak, Kamu harus pulang sekarang. Ayah dan ibumu menunggu… Cepat ya nak” Kata bu guru

“Iya bu. Memangnya ada apa bu?” Jawabku

“Sudahlah nak, nanti kamu tahu dirumah.. Sekarang kamu pulang saja” Kata buguru itu

“Oh iya bu saya pulang sekarang” Jawabku

Dengan heran aku pulang ke rumah. Sambil memikir di Bus kota aku melihat ada motor yang sama seperti punya kak Dimas dibawa di sebuah mobil pick-up kecil. Saat aku melihat itu, feeling ku mulai tidak enak.

Sesampainya dirumah, aku melihat ayah dan ibu mukanya pucat dan mereka menangis. Aku berjalan dengan cepat menuju mereka. Aku mulai menangis melihat ibu yang sedang sedih itu.

“Yah kenapa yah?! Kenapa?” Tanyaku kepada ayah

“Kak Dimas nak…” Jawab ayah

“Kak Dimas kenapa Yah?! Kenapa!?” Ku bentak ayah

“Kak Dimas Sudah tiada nak..” Jawab ayah

Aku menangis sekeras mungkin. Aku tidak bisa menahanya.

Diary ku berhenti disini. Akan kulanjutkan nanti.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar