Aku
dan adikku duduk di teras depan rumah, memandang indahnya pemandangan.
Rumah kami sangat mewah, mepet sawah. Di depan teras terlihat pandangan
yang sangat indah, mengapa? karena rumah kami berada di atas puncak
bukit. Hawa nya sangat dingin, karena itu setiap malam kami duduk di
teras sambil minum susu coklat yang hangat.
Setiap
tahun baru, aku dan keluarga ku berkunjung ke rumah Nenek dan Kakek.
Dan sekarang sudah saat nya untuk berangkat ke rumahnya. Kami berangkat
pada pukul lima sore dan sampai disana pada pukul tujuh lewat lima belas
menit. Kami langsung bertemu dengan saudara saudara dan juga Kakek dan
Nenek. Tidak lama setelah itu kami beristirahat.
Pada
pukul 6 sore, semua saudara tiba tiba berteriak, "Ambulan! Ambulan!".
Aku langsung bergegas keluar dan melihat Nenek di bawa ke dalam mobil
ambulan. Kami semua bersiap siap untuk berangkat ke rumah sakit untuk
menjenguk Nenek. Saat diperjalanan kami dikabarkan bahwa Nenek sudah
tiada.
Aku
menangis sangat keras dan memeluk Bunda. Bunda memandang ku dan
berkata, "Ia sudah bersama Tuhan di surga nak". Sesampainya di Rumah
sakit, kami semua melihat Nenek sudah di dalam peti. Aku mendengar
tangisan sangat keras dan juga beberapa saudara datang. Dokter mendekati
kami dan bilang "Sepertinya Ibu ini sudah sakit lama, tetapi kali ini
sudah tidak tertolong sakit nya".
Aku
bertanya kepada Bunda, "Bunda berarti sekarang aku sudah boleh punya
Anjing ya?". Dari dulu aku ingin punya Anjing tetapi, Nenek selalu
bilang tidak boleh dan bilang nanti saja kalau Nenek sudah tiada, dan
sekarang Nenek sudah tiada. Tidak lama setelah itu Bunda menjawab, "Ya,
tetapi itu nanti ya", "Ok Bunda!".
Nenek
menginap dirumah satu malam saja, dan besok nya ia dikuburkan. Kami
semua berangkat ke kuburan Nenek. Aku mendengar tangisan yang sangat
keras, disebelahku ada yang berteriak "Mama! Mama!", tetapi aku hanya
bisa menangis. Adikku baru berumur lima tahun, jadi ia tidak mengerti
soal itu tetapi, anehnya ia menangis dan berkata "Nenek jangan dimasukin
ke tanah!".
Pada
malam harinya aku dan Bunda tidur bersama di satu kamar, dan juga adik
dan ayah. Sebelum tidur ku bilang kepada Bunda, "Bunda, aku kangen
Nenek" ia hanya bilang, "Berdoalah kepada Tuhan dan tidur". Karena Nenek
tiada, kami harus tinggal dirumah Nenek untuk dua bulan.
Pada
bulan February kami kembali ke rumah kami. Saat kami sampai, Aku
menagih Bunda janjinya, "Bunda, Anjingku gimana?" dan ia menjawab sangat
pelan "Ok besok ya nak, sekarang kan sudah jam lima sore, minum susu
dulu terus besok kita cari Anjingnya". Aku tidak menjawabnya aku
langsung saja membuat susu coklatku dan juga untuk adik. Setelah susuku
selesai aku mencuci gelasnya dan segera tidur.
Keesokan
harinya aku bangun jam enam pagi, padahal biasanya aku bangun jam tujuh
atau setengah delapan. Aku langsung ke kamar Bunda dan meloncat diatas
kasurnya bersama adik, kami berdua berteriak bersama "Anjing, Anjing,
Doggy, Doggy". Mereka berdua terbangun dan bersiap siap untuk berangkat.
Saat
kami sampai di "Pet Store" Aku memilih anjing yang kusuka. Ternyata
tipe nya adalah "Golden Retriever". Warna nya putih dan ada hitamnya.
Saya bilang kepada Bunda dan Bunda bilang kepada petugas yang disana.
Aku sangat serius melihat anjing itu, memikirkan siapa namanya. Setelah
lama memikir aku mendapatkan ide, namanya adalah Jackster. Aku, Bunda
dan petugasnya membawa Jacky ke kasir.
Ternyata
tidak gampang juga membawa anjing ini ke kasir. Saat kami mendekati
kasir, aku melihat adik bersama ayah membawa Hamster. Jadi akhirnya, aku
mendapatkan Anjing dan adik mendapatkan Hamster. "Totalnya tiga juta
limaratus ibu" kata petugas kasir itu. Bunda membayar dan membawa Jacky
dan Hamster ke mobil. Kami langsung saja pulang.
Pertama
kalinya aku membuka kandang Jacky, ia sangat malu untuk keluar. Dan
akhirnya setelah beberapa hari bersama Jacky, ia tidak takut lagi
sekarang ia yang membangunkan ku tiap pagi. Sekarang ini, ia Jacky
seperti penggantinya Nenek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar